Tembaga Akan Berpacu Lebih Tinggi Menuju $9.000 Selama 2021 – ANZ

Ahli strategi di ANZ Bank percaya pemulihan permintaan, kebijakan luar negeri presiden terpilih Biden yang mendukung, prospek dukungan fiskal tambahan dan kebijakan iklim Amerika dan Tiongkok adalah faktor utama yang membentuk permintaan logam industri pada tahun 2021. Oleh karena itu, prospek tembaga bersifat konstruktif.

Kutipan utama

“Kami memperkirakan dukungan dari masalah pasokan akan berkurang tahun depan, dengan permintaan mendorong ketatnya pasar. Kegiatan ekonomi yang lebih baik akan menjadi kunci untuk mendukung pertumbuhan permintaan. Investasi infrastruktur Tiongkok dan penyetokan ulang strategis menjaga permintaan tetap kuat, sementara fokus yang berkembang pada sektor energi hijau akan menjaga sentimen investor tetap tinggi.

“Permintaan tembaga Tiongkok akan menjadi faktor yang mendominasi pada tahun 2021. Beberapa bulan terakhir telah terlihat pertumbuhan yang kuat dalam penjualan barang-barang konsumen dan mobil, dan investasi infrastruktur dan jaringan Tiongkok telah mendorong pertumbuhan permintaan yang kuat, memberikan dasar yang kokoh untuk tahun 2021.

“Kami memperkirakan permintaan tembaga global akan naik 4% YoY menjadi 23,6mt pada tahun 2021 versus kontraksi 3,8% tahun ini. Kesepakatan Hijau Eropa mendukung permintaan logam. Kesepakatan tersebut berencana menargetkan energi terbarukan, serta armada EV sebanyak 13 juta pada tahun 2025 yang akan didukung oleh satu juta stasiun pengisian publik. Pemerintahan Biden AS berencana untuk menginvestasikan USD2 triliun dalam infrastruktur energi terbarukan."

“Geopolitik dapat menjadi normal, secara relatif, pada tahun 2021. Presiden terpilih setidaknya telah mengkonfirmasi bahwa hubungan AS-Tiongkok, yang telah menjadi risiko utama untuk semua logam sejak 2018, tidak akan memburuk. Dengan percepatan pertumbuhan ekonomi, meningkatnya permintaan dari sektor energi baru, dan risiko geopolitik yang terbatas, harga tembaga dapat menuju USD9.000/t selama tahun 2021."